Opini | Setelah 411, Perbedaan pendapat, dan Petunjuk Allah SWT
Dalam kasus lain kita masih berhadapan dengan tantangan free
market, free trade, free enter price, development dan human right. Menyimpulkan
pernyataan Panglima TNI dalam acara ILC tadi walaupun sekilas terlihat
premature sepertinya beliau ingin menyampaikan selangkah lagi Indonesia akan
menjadi Negara besar dengan berbagai prestasinya, walaupun dengan tantangan
nasional dan internasional. Penyampaian beliau menjadi begitu gagah ketika
muncul kalimat ini “Umat Muslim adalah benteng terakhir pertahanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia”. Sentuhan kalimatnya kemungkinan dapat menyentuh
kesimpulan yang menyatakan, berbagai persoalan yang begitu banyak jawaban dan
solusinya ada pada Islam dan umat muslim.
Aksi 4 November, umat muslim mencoba menunjukkan benteng
kekuatannya dalam mengawal hukum. Terlepas dari pro dan kontra bahkan dari
internal kaum muslimin itu sendiri, tetapi aksi tersebut legal secara
konstittusional berdasarkan payung UUD 45 & UU No. 9 Tahun 1998. Dalam
acara ILC tadi juga menunjukkan perbedaan. Ketika perbedaan terjadi dikalangan
awam pemandanganya menjadi biasa, tetapi apa yang yang diperlihatkan ILC malam
ini adalah pandangan yang muncul dari alim ulama mengenai ucapan yang diduga.
Petunjuk Allah SWT
Depan layar kaca, sebelah kanan menyatakan mengetahui benang
merah isi kitab suci dan perihal ayat yang dikutip oleh yang diduga masih perlu
pengkajian. Sebelah kiri telah melakukan serangkaian kajian dan penelitian
sehingga yang diduga layak dinyatakan menghina Al-Qur’an dan Ulama. Tayangan
tentunya akan menimbul respond bagi khalayak mengenai perbedaan pandangan tadi.
Melihat jumlah aksi seantero Indonesia, masyarakat tidak bingung lagi karena
telah dibuktikan dengan jumlah massa aksi yang sangat luar biasa banyaknya
se-indonesia.
Banyaknya aksi 411 dibandingan isu lain memberikan penilaian
bahwa umat muslim sudah sangat cerdas mengikuti ulama mana yang harus diikuti
dan meninggalkan ulama mana yang harus ditinggalkan. Juga memberikan pernyataan
bahwa umat muslim lebih marah jika aqidahnya diganggu ketimbang perutnya
diganggu. Sebaliknya ada kelompok yang marah jika perutnya diganggu ketimbang
aqidahnya diganggu.
Umat muslim, sekali lagi Allah SWT memberikan petunjuknya
lewat tayangan ILC malam ini tentang siapa yang harus diikuti dan siapa yang
harus ditinggalkan. Ibn Abi Hatim menuturkan dari Imam Sufyan ats-Tsauri, dari
Abu Hayan at-Taymi, bahwa ulama ini juga ada tiga golongan. “Pertama ; Orang
yang takut kepada Allah dan mengetahui hukum-hukumnya, itulah orang yang alim
sempurna. Kedua ; Orang yang takut kepada Allah tetapi tidak mengetahui
hukum-hukumnya. Ketiga ; Orang yang mengetahui hukum-hukum Allah, tetapi tidak
takut kepdanya, dialah orang alim yang jahat (al – a’lim al – fajir / ulama
su’)”.
Hujjatu-Islam Imam al-Ghazali mengingatkan, “Hati-hati tipu
daya ulama su’. Sungguh, keburukan mereka bagi agama lebih buruk dari pada
setan. Sebab, melalui merekalah setan mampu menanggalkan agama dari hati kaum
mukmin. Atas dasar itu, ketika Rasul Sallallahu alaihi wasslam ditanya tentang
sejahat-jahat makhluk, Beliau menjawab “Ya Allah berilah ampunan”. Beliau
mengatakan sebanyak tiga kali, lalu bersabda, “Mereka adalah ulama su’".
Komentar
Posting Komentar