Postingan

Opini | Heterogen,Ghazwul Fikri serta Pemanfaatan Kebhinekaan dan Hak Asasi

Gambar
Keheterogenan adalah suatu kewajaran dan suatu ketetapan. ketetapan atas hal tersebut bukan berarti diam. bergerak menyampaikan dalam aktualisasi dakwah juga bukan dengan cara yang tidak dibenarkan syara'. seperti halnya merubah keadaan diri dalam hal ini yang dapat dijangkau dan sesuai dengan tuntunan syara'. Kewajaran dalam menanggapi keheterogenan bukan dengan melepaskan tolak ukur. tolak ukur sebagia standarisasi dalam pemberian nilai atas perbuatan, jika dikembalikan pada pandangan heterogen tentu setiap agama, suku, dan ras akan memiliki pandangan yang berbeda dalam menyajikan sudut pandangnya. Dalam perspektif pemerintah, sebagai warga negara tentu barang wajib mengikuti standarisasi hukum yang telah menjadi keputusan yang telah dianggap final. tetapi sebagi seorang Abdullah juga ada perintah yang maha wajib yang finalnya mencakup dunia wal akhirat. karena disamping sebagai warga negara kita juga sebagai abdullah. Pandangan liberalis dengan ungkapan m

Cerpen | Warisan Kata Diponegoro

Gambar
Lelah menarikan pena, setelah beberapa hari kasusnya tak kunjung usai. Hanya melihat pusaran sisa kopi di meja tulis. Menunggu apa drama selanjutnya. Terkadang akupun berfikir. Siapa sebenarnya yang dapat menjalankan konstitusi. Hanya dibenak. Mengambil rebahan sebentar saja, sebelum nanti melanjutkan kata demi kata lukisan aksara. Kiranya ada yang ingin membaca walau hanya sebuah blog tua, yang spasi terbitnya mungkin bulanan atau tahun. Tapi setidaknya sebagai warga negara yang cinta bangsanya apalah kata jika hanya mencaci. Kita inginkan kritik dengan dasar solutif. Kalau proklamtor tidak bisa mengkritik yang ingin dilinggis dan disetrika mungkin masih was-was dikatakan sebagai bangsa yang merdeka. Dibubuh dengan pesan menggugah “Perjuanganku sangat mudah karena hanya melwan penjajah, tetapi perjuanganmu akan susah karena melawan bangsamu sendiri”. Ini beberapa kata-kata yang aku simpan sementara semoga ada ilham  sastra dan kata dalam melajukan bait aksara. Rehat mengam

Opini | Trump : Melanjutkan Hegemoni Basi

Gambar
Idealnya sebuah kepemimpinan yang baru mempunyai cara pandang sendiri dalam merumuskan kebijakan. Amerika serikat dengan sistem presidensial demokrasi liberal, memberikan batasan pemimpin Negara hanya dua periode. Masa jabatan yang singkat untuk menahkodahi, memberikan nada kemungkinan seorang pemimpin baru melirik atau bahkan menjalankan rencana strategis pemerintahan lama. 270 to win. Oleh voters Trum menembus 290. Muncul keterkejutan publik Amerika Serikat melihat angka itu. Pasalnya, kandidat dengan setumpuk pernyataan kontroversial mampu menembusnya. Sekarang masyarakat AS menunggu kebijakan baru dari trump. Menyikapi kebijakan apa dan statement kontroversial akan berimplikasi pada kajian tentang gaya dan model kepemimpinan. Hal tersebut mendapatkan banyak pengulangan baik media internasional dan nasional. Sehingga muncul kesimpulan secara personal bahwa trump akan mengimplementasikan apa yang keluar dari lisannya. Bukan soal yang mudah untuk trump melaksanakan

Opini | Setelah 411, Perbedaan pendapat, dan Petunjuk Allah SWT

Gambar
Dalam kasus lain kita masih berhadapan dengan tantangan free market, free trade, free enter price, development dan human right. Menyimpulkan pernyataan Panglima TNI dalam acara ILC tadi walaupun sekilas terlihat premature sepertinya beliau ingin menyampaikan selangkah lagi Indonesia akan menjadi Negara besar dengan berbagai prestasinya, walaupun dengan tantangan nasional dan internasional. Penyampaian beliau menjadi begitu gagah ketika muncul kalimat ini “Umat Muslim adalah benteng terakhir pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Sentuhan kalimatnya kemungkinan dapat menyentuh kesimpulan yang menyatakan, berbagai persoalan yang begitu banyak jawaban dan solusinya ada pada Islam dan umat muslim. Aksi 4 November, umat muslim mencoba menunjukkan benteng kekuatannya dalam mengawal hukum. Terlepas dari pro dan kontra bahkan dari internal kaum muslimin itu sendiri, tetapi aksi tersebut legal secara konstittusional berdasarkan payung UUD 45 & UU No. 9 Tahun 1998. Dalam acar

Opini | UU No. 23 Tahun 1992 : Berjalan dalam Kekaburan (Bagian I)

Gambar
Persoalan anggaran yang membelit, swastanisasi yang menguat menjadikan perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Berangkat dari persoalan hutang, sektor swasta sejak triwulan ketiga mengalami ambruk keuntungan. Mengatasi persoalan buruk tersebut pemerintah lewat BI dan dikeluarkan dalam bentuk anggaran, pemerintah harus membayar liquiditas atas apa yang terjadi pada swasta. Sebagai penopang PDB swsta terus meningkatkannya. Namun hal lain, GDP terus turjun pada tangga bawah. Peningkatan pendapatan Negara seharusnya menjadikan kesehatan nasional terlaksana sebagaimana UU No. 23 tahun 1992 tentang sehat. UU tersebut menekankan bagaiman individu sehat secara social dan ekonomis. Secara sosial masyarakat mampu berinteraksi positif, dan secara ekonomis masyarakat tercukupi sandang, pangan, dan papannya. Namun, bukan hanya sehat secara sosial dan ekonomis yang menjadi penekanan. Terbebas dari penyakit tetap menjadi faktor utama, tanpa melupakan kondisi sosial dan ekonomis. Individ

Opini | Corak dan Arah Gerakan Mahasiswa

Gambar
Mahasiswa menjadi tangga tertinggi dalam dunia pendidikan Indonesia. Kata ‘Maha’ menempatkannya menjadi pembelajar yang lebih tinggi dari Murid, Pelajar, dan Mahasiswa.   Derajat pendidikan yang lebih tinggi dari tiga tingkatan dibawahnya tersebut, tidak lantas menjadikan Mahasiswa menjadi pembelajar yang tinggi. Maksud dari pada pembelajar yang tinggi bukan hanya dari jenjang pendidikan Mahasiswa, tetapi Mahasiswa diharapkan menjadi pembelajar yang mampu ber- Iqra dan ber- hijrah secara Rasional, Analtik, Kritis, dan Sistematis. H.O.S Cokroaminoto sang penggagas Sarekat Islam (SI) pernah menyampaikan kepada muridnya bahwa Iqra (Baca) bukan sekedar membaca dalam bentuk tekstual dan teks book . Membaca fenomena alam, kondisi lingkungan dan kondisi negara yang tidak lagi searah dengan nilai-nilai Qurani maka itulah membaca. Berkenaan dengan Hijrah Cokroaminoto pernah menyampaikan kepada KH. Agus salam, “Sampai dimana kita berhijrah”. Cokroaminoto menjelaskan bahwa didalam hijra